MEMBANGUN JALAN KE MAKAM




Terdengar suara sorak sorai dipelataran rumahku.Kulihat orang- orang bergotong royong membawa alat berat .Ada salah seorang warga yang berkenan untuk meminjamkanya.Terlihat rasa persaudaraan yang begitu erat, tua muda berbaur menjadi satu.Meski tak ada komandomerka sudah paham tugas masing -masing.Orang-orang yang sudah tua karena tenaganya sudah mulai berkurang memposisikan dirinya untuk menempatkan pasir- pasir dikarung.Sementara yang muda-muda dengan tenaganya yang masih kuat membawa karung karung berisi pasir untuk dibawa dekat makam dengan menggunakan sepeda motor,yakni jalan yang akan dibangun.Sementara ibu-ibu juga tak kalah berperan ,mereka membuatkan makanan bagi para bapak - bapak dan para pemuda yang semangat bergotong royong.Biasanya ketika kegiatan royongan, dibuatkan megono.Mungkin ini hanya jenis menu yang ada di JawaTengah.Yaitu nasi yang dicampur dengan sayuran dicampur bumbu,kelapa dan biasanya biar nambah aroma dan kenikmatan dikasih udang kecil.

Selama ini memang jalan yang kemakam terlalu sempit ,paling cukup dilewati dua orang.Ketika sambil membawa keranda memang begitu terasa sulit.Makanya seluruh warga berembug bagaimana upaya untuk pelebaran dan dibangun .Berbekal kayu yang ada di makam tersebut dijuallah, Alhamdulillah mendapat dana kurang-lebih 25.000.Lalu dibelikan untuk material,seperti pasir,semen dsb.Kekompakan masyarakat didesa benar- benar begitu terasa,bayangkan hampir 1 minggu gotong royong dilakukan.Padahal kita semua tahu mereka juga punya pekerjaan masing-masing.Namun mereka bisa menyikapinya,demi kebersamaan,demi kegotongroyongan dan demi menuju rumah masa depan.Bagaimanapun,siapapun dimanapun, pasti akan menemui ajal.Kullu nafsun dzaaiqotul maut.Tiap jiwa pasti akan mengalami kematian.Dan rumah masa depan kita adalah ke pemakaman,dan itu tak bisa dipungkiri.Kulihat tetes peluh mereka memenuhi wajah mereka,namun canda tawa yang kudengar,membuat hati terasa bahagia.Semangat selalu ya.

Komentar