MENJADI PENULIS BUKU MAYOR

 

RESUME KE 21

GELOMBANG 25

TEMA MENJADI PENULIS BUKU MAYOR

NARA SUMBER BP.JOKO IRAWAN MUMPUNI

Malam ini materi yang disampaikan adalah menjadi penulis buku mayor. Beliau merupakan Direktur penerbit buku.

Menerbitkan buku solo di penerbit mayor bukan hanya menantang, tetapi juga bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah, dan yang pasti akan sangat membanggakan bagi penulisnya.

Oleh sebab itu, menerbitkan buku pada penerbit mayor menjadi harapan setiap penulis.

Itulah kata pembuka oleh sang moderator Bp. Muliadi

Penerbit adalah  Industri kreatif yang didalamnya ada kolabarasi insan-insan kreatif : Penulis, Editor, Layouter, Ilustrator dan desain grafis..

Ini adalah bagian dari industri kreatif penerbitan cetak, saat ini dan mendatang akan bertambah insan-insan kreatif bidang lain yang akan bergabung seiring dengan perkembangan dunia penerbitan yang kini sudah mengarah pada Publisher 5,0. yang memanfaatkan teknologi IT untuk menerbitkan karya-karya kreatif.

Ada jenis2 buku didunia ini, biasanya klasifikasi jenis buku digambar dengan grafis yang mirip sirip ikan seperti ini:


 

Dua kategori besar jenis buku adalah 

  • Buku Teks (buku sekolah-kampus) Buku sekolah disebut buku pelajaran sedangkan kampus isebuat buku Perti (perguruan tinggi).
  • Buku Non Teks (buku-buku populer)Buku Nonteks  dibagi dua lagi menjadi buku Fiski dan Non Fiksi. Sehingga grafisnya akan tergambar seperti ini: 


Buku Perguruan tinggi dibagi dua lagi menjadi

  1. Buku  Eksak     
  2. Non Eksak

 


Gambaran perbukuan di Indonesia
Prosentase jumlah orang yang membeli buku dalam 1  tahun
  • Wanita :65%
  • Pria 61%
Buku yang dibeli di:
  1. Toko 47%
  2. Perpustakaan 31%
  3. Dari teman 12%
  4. Tidak membaca 10%
Faktor utama pembelian buku:
  • Harga diskon 43%
  • Review Blogger 27%
  • Telah difilmkan 6%
  • Pemenang penghargaan 41%
  • Desisi sendiri 49 %
Opini tentang harga  buku :
  • Harga murah 57%
  • Harga masuk akal 27%
  • Harga sedikit tinggi 10%
  • Harga tetlalu mahal 6%
Alasan mengapa oramg membeli buku:
  • Untuk hadiah 8%
  • Suka membaca 49%
  • Untuk belajar/bekerja  27 %
  • Penghilang stress 16%
Hal itu bisa menjadi dasar/gambaran sebagai dasar  atau inspirasi penulisan buku
Ada beberapa caption dalam penulisan buku:
  1. Satu judul buku ditulis satu persatu
  2. Satu judul buku ditulis lebih dari satu penulis
  3. Buku diterbitkan kerjasama dengan banyak lembaga
  4. Diterbitkan kerjasama dengan  kampus
  5. Satu judul buku ditulis konsursium penulis
Pada level manakah diri kita?

 Industri penerbitan bila digambar utuh lengkap maka ekosistemnya seperti ini:

Namun bila disederhanakan akan menjadi seperti ini:
Tingkat literasi bangsa ini sampai saat ini masih banyak dikeluhkan banyak pihak akibat rendahnya tingkat literasi dibanding negara lain sekawasan. Inilah sebabnya:
  • Minat baca(*Budaya baca*Kurangnya bahan bacaan*Kualitas bacaan)
  • Minat tulis(*Budaya tulis*Tidak tahu prosedur menulis dan penerbitan*Anggapan yang salah terhadap dunia penulisa dan penerbitan)
  • Apresiasi hak cipta (*Pembajakan*Duplikasi non legal*Perangkat hukum)
Proses penerbitan bisa tergambarkan dengan diagram dibawah ini



Ada beberapa hal yang perlu diwaspadai kaitannya dengan penerbitan,diantaranya:
Penerbit yang baik
  1. Memiliki visi dan misi yang jelas
  2. Memiliki Bussines core lini produk tertentu
  3. Pengalaman penerbit
  4. Jaringan pemasaran
  5. Memiliki percetakan sendiri
  6. Keberanian mencetak jumlah eksemplar
  7. Kejujuran dalam pembayaran royalti

Penerbit yang perlu diwaspadai
  1. Hanya bertindak sebagai broker naskah
  2. Alamat tidak jelas
  3. Tidak ada dokumen perjanjuian penerbitan yang baik
  4. Tidak memiliki jaringan pemasaran dan diistribusi sendiri
  5. Tidak memilik percetakan sendiri
  6. Prosentase royalti tidak wajar
  7. Laporan keuangan tidak jelas
Kutipan yang menari bagi para calon penulis

Apa yang dapat diperoleh dari sang penulis
  • Peningkatan finansial( royalti,diskon pembelian langsung,seminar/mengajar)
  • Peningkatan karir (Adanya kebutuhan peningkatan status jabatan,peluang karir di institusi atau perusahaan)
  • Kebutuhan batin(Buku sebagai karya monumental yamg akan dikenang sepanjag masa)
  • Reputasi(Buku sebagai karya yang terpublikasikan akan meningkatkan reputasi penulisnya)
Sebagai gambaran ada penulis yang rutin tiap 6 bulan sekali menerima royalty sampai ratusan juta rupiah.Pertanyaan besar yang sering muncul adalah apa kriteria agar naskah buku dapat diterima oleh penerbit untuk dapat diterbitkan. Karena tidak semua naskah dapat diterima. Sebagai contoh penerbit ANDI itu tiap bulan menerima naskah masuk bisa sampai 500 naskah. Namun yang diterima untuk diterbitkan hanya 50 Judul saja. Inilah kriteria penilaiannya:
  • Editor                                  Bobot 10%
  • Peluang potensi pasar         Bobot  50% s.d 100 %
  • Keilmuan                            Bobot 30 %
  • Reputasi penulis                 Bobot 10% s.d 100 %
Yang dimaksud dengan tema populer dan cara menilainya adalah jawabnya dengan data. Salah satu data yang kami pakai adalah trend dari google trend.
Tampilan google cendikia
Google difungsikan sebagai tampilan data dari sitasinya.
Misal penulis yang bernama: Fandy Tjiptono
                                                Prof,Jogiyanto

Contoh judul Pemasaran akan lebih menarik minat jika diganti judul dengan 'Marketing
Dan hampir semua tema yang ada matakuliahnya atau ada mapelnya pasti laku dipasaran.
Dalam hal ini penerbit memakai data salah satunya dari Google Scholer/Cendekia
ini tampilan 

Penerbit ANDI memiliki syarat minimal jumlah sitasi 2000 agar nasakah bisa diterima.
Penerbit akan sangat berhati- hati jika ada buku-buku yang bertema memiliki pasar sempit dan Lifecicly pendek, namun penerbit akan senang dengan tema-tema buku yang memiliki LifeCycle panjang dan market lebar
Manakah type yang kita milik ,idealis atau industrialis?
Penulis idealis:
  • Penulis tidak  begitu memperhatikan kebutuhan pasar
  • Tidak begitu suka dengan campur tangan pihak lain
  • Imbalan finansial tidak begitu dipentingkan
  • Kesempurnaan sebuah karya lebih penting dari pada produktifitas
Penulis berfikir industrialis:
  • Menulis dengan sangat memperhatikan kebutuhan pasar
  • Terbuka dan lapang dada terhadap segala intervensi pihak lain
  • Imbalan finansial merupakan tujuan utama
  • Terkadang kesempurnaan karya tidak lebih penting dari pada produktivitas
Beberapa slide yang bisa memotivasi kita


Orang boleh pandai setinggi langit,tapi selama ia tak menulis,ia akan hilang di dalam masyarakat dan darinsejarah(Rumah kaca,h.352)
"Pamoedya Ananta Toer"


Bila kau bukan raja,juga bukan anak ulama besar,maka menulislah
(Al Ghazali) 
Salam literasi!



























:




















Komentar

Posting Komentar